BAB I
PENDAHULUAN
secara sederhana, organisasi adalah suatu
kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan
mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi ialah suatu wadah atau
tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama. Ketika dihadapkan kepada beberapa
pilhan tentunya kita harus memberikan sebuah jawaban yang berbentuk keputusan,
Sedangkan Pengorganisasian adalah merupakan fungsi
kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses
kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan,
sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah
struktur organisasi.
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen
(unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya
pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan
yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu
struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan,
saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi dapat
didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur
organisasi terdiri atas unsur spesialisasi kerja, standarisasi,
koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan
ukuran satuan kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengambilan
keputusan
Proses pengambiln keputusan dalam organisasi ialah kumpulan
yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam
organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam
mengambil sikap disini pemimpinlah yang menjadi subjeknnya.
Dalam pengambilan keputusan mengandung beberapa unsur, antara lain :
1. Tujuan dari pengambilan keputusan
2. Identifikasi alternatif keputusan yang
memecahkan masalah
3. Perhitungan tentang faktor-faktor yang
tidak dapat diketahui sebelumnya atau di luar jangkauan manusia
4. Sarana dan perlengkapan untuk
mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan.
Dapat dilihat bahwa keputusan itu tidak terlepas dari proses awal
hingga pembentukan hasil keputusan dan bagaimana keputusan yang berbentuk
kebijakan agar bias berjalan baik dan disini diperlukan pendekatan alternative
terhadap pengambilan keputusan[1].
Dan untuk memberikan arah yang jelas, keputusan harus memiliki fungsi dan
tujuan yang jelas.
Fungsi pengambilan keputusan yaitu :
Pengambilan
keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah mempunyai fungsi
antara lain sebagai berikut :
·
Pangkal permulaan dari semua
aktivitas manusia yang sadar dan terarah baik secara individual maupun secara
kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional
·
Sesuatu yang bersifat
futuristik, artinya menyangkut dengan hari depan / masa yang akan datang,
dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama
Sedangkan tujuannya yaitu :
1.
Tujuan yang bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali
diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain dan,
2.
Tujuan
yang bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan menyangkut lebih dari satu masalah, artinya keputusan
yang diambil itu sekaligus memecahkan dua (atau lebih) masalah yang bersifat
kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif.
Dalam pengambilan keputusan juga dapat dibedakan melalui dasar
pembentukannya, dalam hal ini yang mengungkapkan hal tersebut adalah George R.
Terry menyebutkan 5 dasar (basis) dalam pengambilan keputusan,
yaitu:[2]
1.
Intuisi.
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan
keputusan yang berdasarkan perasaan yang sifatnya subyektif. Dalam
pengambilan keputusan berdasarkan intusi ini, meski waktu yang digunakan untuk
mengambil keputusan relatif pendek, tetapi keputusan yang dihasilkan seringkali
relatif kurang baik karena seringkali mengabaikan dasar-dasar
pertimbangan lainnya.
2. Pengalaman dan Pendapat
Ahli (expert opinion)
Kemampuan
setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan,
tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi
terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk
diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya
tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.
serta berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena
dengan pengalaman yang dimiliki seseorang, maka dapat memperkirakan keadaan
sesuatu, dapat memperhitungkan untung-ruginya dan baik-buruknya keputusan yang
akan dihasilkan.
3.
Wewenang. (authority rule without discussion)
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya
kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.[3]
Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer.
mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini
dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin mempunyai
keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menentukan
atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi apabila metode ini
sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang kepercayaan para anggota
organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemimpin tanpa
melibatkan para anggota yang lainnya dalam perumusan pengambilan keputusan.Hasil
keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
dan memiliki otentisitas (otentik), tetapi dapat menimbulkan
sifat rutinitas, mengasosiasikan dengan praktek diktatorial dan sering
melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan
kekaburan
4.
Fakta.
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat
memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat
kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang
dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
5.
Rasional.
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang
dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan dan konsisten untuk
memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan
mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pengambilan
keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal. Pada
pengambilan keputusan secara rasional terdapat beberapa hal sebagai berikut:
§ Kejelasan masalah: tidak ada keraguan
dan kekaburan masalah.
§ Orientasi tujuan: kesatuan pengertian
tujuan yang ingin dicapai.
§ Pengetahuan alternatif: seluruh
alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya.
§ Preferensi yang jelas: alternatif bisa
diurutkan sesuai kriteria.
§ Hasil maksimal: pemilihan alternatif
terbaik berdasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal.
B.
Struktur organisasi
Struktur
organisasi Didefinisikan sebagai susunan dan hubungan-hubungan antar komponen
bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu organisasi atau struktur organisasi sebagai
penentuan bagaimana pekerjaan dibagi, dibagi, dan dikelompokkan secara formal.
Sedangkan organisasi merupakan unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
terdiri dari dua orang atau lebih, dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif
terus-menerus guna mencapai serangkaian tujuan bersama.
Faktor-faktor
yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
1. Strategi organisasi pencapaian tujuan.
2. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output
akan membedakan bentuk struktur organisasi.
3. Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan
mereka juga lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan
struktur.
4. Besarnya satuan oraganisasi dan satuan kerja mempengaruhi
struktur organisasi.
Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
1. Spesialisasi kegiatan
2. Koordinasi kegiatan
3. Standarisasi kegiatan
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5.
Ukuran satuan kerja
Desain organisasi[4]
Desain organisasi merupakan proses
penentuan keputusan untuk memilih alternative kerangka kerja jabatan. Dengan
begitu akan melahirkan struktur organisasi
Ada enam elemen yang perlu diperhatikan
oleh para manajer ketika akan mendesain struktur organisasi. Ke-enam elemen
tersebut meliputi :
- Spesialisasi Pekerjaan adalah sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri
- Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama
- Rantai komando adalah garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke unit terbawah dan menjelaskan siapa yang bertanggung jawab kepada siapa. Wewenang sendiri merupakan hak yang melekat dalam sebuah posisi manajerial untuk memberikan perintah dan untuk berharap bahwa perintahnya tersebut dipatuhi
- Rentang Kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif
- Sentralisasi adalah sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi
- Formalisasi adalah sejauh mana pekerjaan pekerjaan di dalam organisasi dilakukan.
1. Struktur Sederhana (simple structure)
Struktur sederhana adalah sebuah
struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang
kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit
formalisasi.
Struktur
sederhana paling banyak digunakan oleh usaha-usaha kecil di mana manajer dan
pemilik adalah sama.
Kekuatan utama dari struktur
sederhana ini terletak pada kesederhanaanya. Cepat, fleksibel, tidak mahal
untuk dikelola, dan akuntabilitasnya jelas. Sedangkan kelemahannya adalah tidak
bisa diterapkan pada organisasi yang besar. Hal ini karena ketika diterapkan
pada organisasi yang besar dimana formalisasi-nya yang rendah dan
sentralisasinya yang tinggi akan menyebabkan kelebihan beban (overload)
informasi di puncak. Pengambilan keputusan akan berjalan lambat karena
tergantung kepada satu orang yaitu pemilik sekaligus pimpinan organisasi.
2. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi adalah sebuah
struktur dengan tugas-tugas birokrasi yang sangat rutin yang dicapai melalui
spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang
dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat,
rentang kendali sempit, dan pengambilan keputusan mengikuti rantai komando.
Kekuatan utama birokrasi adalah
terletak pada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara
efisien. Menyatukan beberapa kekhususan dalam departemen-departemen fungsional
menghasilkan skala ekonomi, duplikasi yang minim pada personel dan perlatan,
dan karyawan memiliki kesempatan untuk berbicara “dengan bahasa yang sama” di
antara rekan-rekan sejawat mereka.
Sedangkan kelemahan struktur
birokrasi adalah berlebihan dalam mengikuti aturan, tidak ada ruang untuk
modifikasi, kurang inovatif dan birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan
menghadai masalah-masalah yang sebelumnya sudah diatur dengan jelas cara
penyelesaiannya. Artinya, ketika dihadapkan pada permasalahan baru, struktur
birokrasi menjadi tidak efisien lagi karena diperlukan aturan-aturan baru untuk
menyelesaikan permasalah tersebut.
3. Struktur Matrik
Struktur matrik adalah sebuah
struktur uang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan
departementalisasi fungsional dan produk. Struktur ini dapat ditemukan pada
agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, labolatorium penelitian,
rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, dll.
Kekuatan departementalisasi
fungsional terletak misalnya pada penyatuan para spesialis , yang meminimalkan
jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian
sumber-sumber daya khusus untuk seluruh produksi.
Sedangkan
kelemahannya adalah sulit mengkoordinasi tugas para spesialis fungsional yang
beragam agar kegiatan mereka selesai tepat waktu dan tepat anggaran.
Karakteristik struktur matrik ia
mematahkan konsep kesatuan komando. Karyawan yang berada dalam struktur matrik
memiliki dua atasan (misal manajer produksi dan manajer fungsional).
Kelemahan utama dari struktur matrik
adalah sering menyebabkan kebingungan yang dapat meningkatkan stres karena ada
ambiguitas peran sekaligus dapat menciptakan konflik.
Model struktur
1. Model Mekanistik
- Mechanistic. Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang tinggi, training atau pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu penting, ada span of control yang lebar serta adanya komunikasi yang bersifat vertikal dan tertulis.
- Mostly Mechanistic. Pada jenis organisasi ini, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya formalisasi dan sentralisasi pada tingkat moderat, adanya training-training yang bersifat formal atau wajib, span of control yang bersifat moderat serta terjadi komunikasi tertulis maupun verbal dalam organisasi tersebut
2. Model Organik
- Organic. Pada organisasi yang berbentuk organic, maka dalam organisasi ini terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk melakukan tugas pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang sempit serta adanya komunikasi horisontal dalam organisasi.
- Mostly Organic Pada organisasi yang berbentuk mostly organic, formalisasi dan sentralisasi yang diterapkan berada di tingkat moderat. Selain itu diperlukan pengalaman kerja yang banyak dalam organisasi ini. Terdapat span of control yang bersifat antara moderat sampai lebar serta lebih banyak komunikasi horisontal yang bersifat verbal dalam organisasi tersebut.
Faktor
penyebab perbedaan struktur organisasi[5]
- Strategi. Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi maka logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. Lebih tepatnya, struktur harus mengikuti strategi
- Ukuran. Ukuran adalah besarnya suatu organisasi yang terlihat dari jumlah orang dalam organisasi tersebut.
- Teknologi Organisasi. Teknologi organisasi adalah dasar dari subsistem produksi, termasuk teknik dan cara yang digunakan untuk mengubah input organisasi menjadi output.
- Lingkungan. Lingkungan mencakup seluruh elemen di luar lingkup organisasi. Elemen kunci mencakup industri, pemerintah, pelanggan, pemasok dan komunitas finansial.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Proses pengambiln keputusan dalam organisasi ialah kumpulan
yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam
organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam
mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan.
Dalam pengambilan keputusan mengandung beberapa unsur, antara lain :
5. Tujuan dari pengambilan keputusan
6. Identifikasi alternatif keputusan yang
memecahkan masalah
7. Perhitungan tentang faktor-faktor yang tidak
dapat diketahui sebelumnya atau di luar jangkauan manusia
8. Sarana dan perlengkapan untuk
mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan.
Sedangkan
Struktur
organisasi Didefinisikan sebagai susunan dan hubungan-hubungan antar komponen
bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu organisasi atau struktur organisasi sebagai
penentuan bagaimana pekerjaan dibagi, dibagi, dan dikelompokkan secara formal.
Sedangkan organisasi merupakan unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
terdiri dari dua orang atau lebih, dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif
terus-menerus guna mencapai serangkaian tujuan bersama.
Faktor-faktor
yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
1. Strategi organisasi pencapaian tujuan.
2. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output
akan membedakan bentuk struktur organisasi.
3. Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan
mereka juga lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan
struktur.
4. Besarnya satuan oraganisasi dan satuan kerja mempengaruhi
struktur organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
George A . Steiner, Kebijakan dan Strategi Namajemet Jakarta
: Erlangga 1997
George R.Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen,, Jakarta : Bumi
Aksara, 2003
Miftah thoha, Prilaku
Organisasi Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008
Ernie Tisna Wati Sule, pengantar
manajemen, Jakarta : Prenda Media Group, 2005
Prof.Dr. Sondang, Manajemen
Abad 21, Jakarta : Bumi Aksara, 1998
Taufik Bahaudin, Brainware Leadership, Jakarta : Media
Koputindo, 2007
[1] George A . Steiner, kebijakan dan strategi namajemet
(Jakarta : erlangga 1997) h. 189
[2] George R.Terry, prinsip-prinsip manajemen, (Jakarta : bumi
aksara, 2003) h. 36
[3] Miftah thoha, prilaku organisasi (Jakarta : raja grafindo
persada, 2008),h. 345
[4] Ernie tisna wati sule, pengantar manajemen, (Jakarta :
prenda media group, 2005),h. 151
[5] Prof.Dr. sondang, manajemen abad 21, (Jakarta : bumi aksara,
1998), h. 38
Tidak ada komentar:
Posting Komentar